BKB adalah Bayi Kurang Bulan dalam bahasa medis dan kata dokter Bambang Edi dalam bahasa Bantulnya adalah prematuritas . Bayi ini lahir dengan umur gestasi <259 hari / 37 minggu.
Bayi kurang bulan ini punya masalah jangka pendek jika tidak segera diatasi seperti respirasi, termoregulasi, infeksi, nutrisi.
klasifikasi kelainan bayi berdasarkan masa gestasinya itu ada :
• Slight /ringan à 32-36 weeks
Masalah nutrisi , temperature, dan beberapa bayi punya masalah paru-paru yang imatur
• Moderate /sedang à 28-31 weeks
Paru-paru imatur, masalah thermoregulasi, masalah nutrisi, apnea (periodik)
• Severe/berat à < 28 weeks
Sistem organ imatur,perlu perawatan intensif
Slight dan moderate kira-kira 3000, severe 200 (0.3-0.4%) per tahun
Terminologi
· Low birth weight / BBLR < 2.5 kg
Nah di luar negeri biasanya KMK sama BBLR (emang prematur dari sononya) tapi kalo di indonesia itu SMK sama BBLR (sudah cukup bulan, tapi BB lahirnya emang rendah)
· Very Low Birth Weight / BBLSR < 1.5 kg
· Extremely Low birth Weight/ BBLER < 1.0 kg
· Prematur < 37 minggu
· imatur < 28 minggu
· ELGAN: Extremely Low Gestational Age Newborn < 26 minggu
· Small for gestational age < 2.5 percentile
Masalah umum mengenai bayi prematur :
· Nutrisi : (IV – Gavage)
Di sini nutrisi bayi tersebut bermasalah karena respon isap dan menelannya masih sangat lemah, sehingga mengganggu aspirasi makanan ke dalam tubuhnya dan resiko malnutrisi. Sehingga kadang2 harus diatasi lewat parenteral nutrition,lewat jalur intravena (gak hanya cairan infus, tapi juga diberikan asam amino, kalori lewat cairan dextrose,protein, juga lipid. Pemberian nutrisi parenteral ini untuk bayi BBLSR diberikan minimal 2 hari.
Note:
Karena bayi preterm bermasalah dalam mengisap dan menelan, maka ada beberapa strategi penanganan nutrisi bayi preterm, di antaranya:
- Pemberian makan enteral minimal (non-nutritif)
Makanan dengan volume kecil yang dikombinasi dengan ASI yang diperas pertama-tama diberikan untuk menstimulasi produksi hormon saluran cerna. Hal ini membantu maturasi usus, motilitas, dan fungsi kandung empedu, serta mengurangi waktu yang diperlukan untuk mencapai waktu pemberian makan enteral sepenuhnya.
- Pemberian makan lewat selang
Digunakan ketika bayi sangat imatur (usia gestasi kurang dari 34 minggu), sementara volume susu dinaikkan secara perlahan.
- Nutrisi parenteral total
Suatu campuran antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan unsur-unsur mikro.
- Volume cairan
Asupan cairan disesuaikan berdasarkan elektrolit plasma, kreatinin, status asam basa, dan berat bayi.
· Thermo regulasi : inkubator – heated bed
Bayi pematur jika lahir banyak menghabiskan hari-hari pertamanya di inkubator karena mereka belum bisa mempertahankan suhu tubuh diakibatkan kekurangan lemak coklat. Klo sudah membaik diganti dengan perawatan bayi lekat (kangaroo care).
Note:
Hipotermia pada bayi dapat menyebabkan:
- Peningkatan konsumsi oksigen dan energi yang menyebabkan hipoksia, asidosis metabolik, dan hipoglikemia
- Apneu
- Cedera dingin pada neonatus – kemerahan pada kulit akibat disosiasi hemoglobin
- Berkurangnya koagulabilitas darah
- Kegagalan untuk menambah berat badan
- Meningkatnya mortalitas
· Kontrol respirasi : apnea, nasal CPAP, artificial ventilation (contohnya CPR)
Nasal CPAP ini adalah suatu metode pemberian oksigenasi yang modalitasnya ada di bawah ventilator, cara pemberian ventilator itu invasif dengan memasang intubasi dikontrol penuh maupun parsial. Sedangkan nasal CPAP dengan memberikan oksigen bertekanan yang terkontrol lewat hidung dan dipasang nasal chrome, jadi tidak invasif. Beda dengan braging, tekanannya tidak terkontrol jadi nasal CPAP cenderung lebih aman karena terkontrol. Walaupun kadang kalo bayi butuh tekanan tinggi, nasal CPAP gak bisa mengatasi braging diperlukan. Nasal CPAP ini diberikan tidak hanya untuk apnea tapi juga sebagai metode pencegahan gangguan respirasi. Diberikan selama 3 hari pertama dimana bayi terancam penurunan fungsi akibat HMD (Hyalin membrane Disease).
· Paru-paru yang imatur : dikarenakan bayi prematur memiliki paru2 yg imatur (paru2 adalah organ terakhir yang berkembang) sehingga produksi surfaktan yang tidak adekuat dan kekurangan suplai O2 sehingga perlu dibantu ma alat bantu pernafasan (CPAP, ventilator)
· Otak yang imatur : perdarahan otak dan kista
· Imunologi : resiko adanya infeksi seperti sepsis, pneumonia, infeksi saluran kemih dianjurkan untuk memberi antibiotik sejak awal.
· Luka pada organ (otak, mata, paru-paru, usus,kulit) seperti Retinopati Prematuritas (ROP), Hyalin Membrane Disease (HMD), sindrom gangguan pernapasan (RDS atau IRDS /Infant respiratory distress syndrome),
· Konsekuensi jangka panjang juga harus diperhatikan, seperti retardasi mental
Prognosis
Pada dasarnya masalah2 di atas hanya teoritis saja. Untungnya dengan metode2 preventif yang ada, seperti pemberian nasal CPAP,dll, mayoritas BKB tidak mengalami masalah yang signifikan.
Yang perlu diwaspadai adalah kejadian Cerebral Palsy (gangguan motorik yang menetap tapi tidak progresif) pada BKB > populasi
BB < 1500 gr : 5-15 %
BB < 750 gr : 10-40 %
UK < 26 minggu (belum 7 bulan) : 50 % yang hidup alami masalah berat
Masalah potensial BKB :
Gangguan fungsi luhur :
- Gangguan Bahasa
- Gangguan Persepsi visual
- Gangguan Pemusatan Perhatian
- Gangguan belajar
Itu semua ketahuannya biasanya belakangan.
Faktor prognostik lain :
• Pertumbuhan kepala lambat
• Asfiksia (keadaan di mana bayi tidak dapat segera bernafas scr spontan dan teratur setelah lahir, biasanya disebabkan karena hipoksia janin dalam uterus)
• Sepsis (kondisi medis serius di mana terjadi peradangan di seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi)
• Penyakit paru kronik (CLD) : ini nih akibat penggunaan oksigen yang terlalu lama dan konsentrasi yang terlalu besar, biasanya pada bayi yang terlalu tergantung dengan ventilator. Tiap disapih nggak mau, saturasinya turun, efek lanjutnya apnea deh
• Pemeriksaan masa neonatus didapati abnormalitas neurodevelopment atau abnormalitas dalam hasil pemeriksaan USG/MRI
Nah ni ada beberapa CONTOH PENELITIAN :
1. Pengaruh bayi yang KMK terhadap survival dan long-term outcome pada BBLER (Y.KONO,DKK. Maternal and Perinatal Center, School of Medicine, Tokyo Women's Medical University, Tokyo, Japan)
Tujuan : mengevaluasi faktor2 yang berpengaruh terhadap survival dan long term outcome pada BBLER dan juga mengetahui apakah SGA/KMK juga faktor tambahan
Metode :
Ada 193 bayi yang diteliti yang lahir dari usia kehamilan antara 23 – 27 bulan. Dibandingkan antara KMK dan SMK. Long term outcome-nya dites ke 123 bayi 6 tahun kemudian, yang dievaluasi aspek psikologis (kognitif) dan neurologis
Hasil :
Long term survival dari bayi KMK 72,1% dan SMK 84%. Tidak ada perbedaan signifikan pada cerebral palsy dan retardasi mental , 12% dan 24% pada KMK, 14.3% dan 17.3% pada SMK. 52% dari bayi KMK dan 70% bayi SMK punya long-term survival yang baik. Cerebral palsy tidak begitu bermakna secara signifikan secara statistik, tapi secara klinis cukup bermakna apalagi ada hubungannya dengan retardasi mental (RM)
Faktor perinatal yang berpengaruh thd long-term outcome adalah RDS (Respiratory Distress Syndrome) à terutama pada 72 pertamaà kalo tidak diobati juga prognosisnya bisa memburuk jadi HMD (Hyalin Membrane Disease)
Kesimpulan :
status KMK memiliki resiko terhadap survival rate 70-80an lebih. Komplikasi pernafasan setelah lahir lebih berpengaruh terhadap long term-nya, baik SGA & AGA.
2. Memperbaiki pertumbuhan dan menurunkan angka morbiditas neonatus dengan pemasangan CPAP lebih dini dan nutrisi yang terus-menerus (Melinda Caskey, MD
Rafael Fonseca, MD. University of Texas Medical Branch. Department of Pediatrics)
Abstrak
Objective: The objective of this study was to compare morbidity outcomes after five clinical practice changes were introduced in the Infant Special Care Unit (ISCU) at the University of Texas Medical Branch.
Method: A retrospective cohort study was done comparing appropriate for gestational age BBLER neonates from before and after the changes.
Diamati: perbedaan outcome sebelum dan sesudah perubahan intervensi respiratori pada BBLSR
nah, diliat dari data itu
Hasil:
Bayi di grup tersebut mempunyai perubahan secara signifikan:
§ Mengurangi hari penggunaan ventilator mekanis,
§ Mengurangi hari penggunaan O2,
§ Mengurangi perlakuan pulang ke rumah dengan masih menggunakan O2,
§ Lebih sedikit central line days,
§ pertumbuhan lebih baik,
§ terjadinya BPD lebih sedikit,
§ lebih sedikit dari pressor, steroid, dan surfaktan lebih sedikit,
§ Mengurangi resiko operasi hernia inguinal, dan
§ Lama masa inapnya lebih pendek (12 hari lebih pendek)
Tidak ada perbedaan yang terlihat di insiden terjadinya: Pendarahan intraventricular, periventricular leukomalacia, pendarahan pulmoner, pneumothorax, perforasi spontan atau nectrotizing enterocolitis.
Bayi yang berkembang ke BPD, 74 % menggunakan mechanical ventilation pada 48 jam pertama kehidupannya.
Kesimpulannya:
manajemen respirasi yang baik dan nutrisi yang tepat pada neonatus BBLER sangat meningkatkan outcome dari multiple morbidity dan pertumbuhan.Turunnya paparan bayi dengan barotrauma (trauma atau kerusakan yang terjadi akibat perubahan tekanan), keracunan O2 dan nutrisi yg tidak adekuat dapat meningkatkan akibat perkembangan otak untuk neonatus yang beresiko tinggi.
Menejemen CPAP yang berhasil pada 48 jam awal kehidupannya dapat melindungi perlawanan dari perkembangan BPD.
3. Kangaroo mother care : A randomized controlled trial on effectiveness of early kangaroo mother care for the low birthweight infants in Addis Ababa, Ethiopia (Department of Pediatrics and Child Health, Faculty of Medicine, Addis Ababa University, Addis Ababa, ETHIOPIA)
Abstrak :
• A randomized controlled trial was conducted over a 1-year period (November 2001-November 2002) in Addis Ababa to study the effectiveness of early Kangaroo mother care before stabilization of low birthweight infants as compared with the conventional method of care.
• There were 259 babies weighing less than 2000 g during the study period and a total of 123 (47.5 per cent) low birthweight infants were included in to the study. Sixty-two infants were enrolled as Kangaroo Mother Care (KMC) and the remaining 61 were Conventional Method of Care (CMC) cases.
• The demographic and socioeconomic characteristics for both groups were comparable. The mean age at the time of enrollment was 10 and 9.8 h for KMC and CMC, respectively (p>0.05 with 95 per cent confidence interval).
• The mean birthweight was 1514.8g (range 1000-1900 g) for KMC and 1471.8g (range 930-1900g) for CMC (p>0.05 with 95 per cent CI) and the mean gestational age was 32.42 and 31.59 weeks for KMC and CMC cases, respectively. Fifty-eight per cent of KMC and 52 per cent of CMC cases were on i.v. fluid.
• Twenty-one of 62 (34 per cent) of KMC and 23/61 (37 per cent) of CMC babies were on oxygen through nasopharyngeal catheter.
• The mean age at exit from the study was 4.6 days for KMC and 5.4 days for CMC. Ninety-one per cent and 88 per cent of babies in KMC and CMC were discharged from the study in the first 7 days of life, respectively.
• The study showed that 14/62 (22.5 per cent) of KMC vs. 24/63 (38 per cent) CMC babies died during the study (p < 0.05 and CI of 95 per cent.) The majority of deaths occurred during the first 12 h of life.
• Survival for the preterm low birthweight infants was remarkably better for the early kangaroo mother care group than the babies in the conventional method of care in the first 12 h and there after. More than 95 per cent of mothers reported that they were happy to care for their low birthweight babies using the early Kangaroo mother method. It was recommended to study the feasibility and effectiveness of Kangaroo mother care at the community level.
Tu ku kasih inggrisnya coz bapaknya kemaren juga gak njelasin, hhoho. Biar gak bingung, ni tak jelasin abstraknya lg: metodenya pakai RCT. penelitian menunjukkan kalo dari metode kangaroo care ada 22,5% bayi yang meninggal dan untuk metode konvensional care 24/63 (38%) meninggal. Nah karena prosentase lebih banyak di konvensional, jadi kangaroo care menurunkan angka kematian bayi. Kalo konventional care itu kayak berlama2 memakai inkubator gitu. Ternyata 95% ibu2 itu melaporkan kalau mereka happy walau punya bayi BBLR dan mereka enjoy melakukan kangaroo care. (trus bapaknya bilang, enjoy ajaaa :P )
Contoh lain :
• Contoh data lain ada di halaman berikut. Hendaya (handicap) banyak dijumpai pada bayi yang lahir sangat kurang bulan (very premature)
• Jadi yang tak kalah penting adalah : upaya preventif agar tak terjadi kelahiran kurang bulan à perhatikan faktor risikonya !
4. Mortality, Morbidity And Long Term Outcomes In Very Preterm Births (Nigel Paneth MD MPH. Michigan State University)
Umur kehamilan | kelahiran | Prosentase kelahiran | kematian | Angka kematian / 1000 kelahiran | Prosentase kematian |
< 32 | 81,648 | 2.0% | 14,897 | 182.5 | 53.5% |
32-33 | 64,766 | 1.6% | 1,040 | 16.1 | 3.7% |
34-36 | 361,945 | 8.8% | 2,648 | 7.3 | 9.5% |
< 37 | 508,359 | 12.4% | 18,585 | 36.7 | 66.7% |
37 + | 3,603,697 | 87.6% | 9,275 | 2.6 | 33.3% |
TOTAL | 4,112,056 | 100% | 27,860 | 6.8 | 100% |
Nih kata mbak summary, wkwkwkk..
• Premature births account for 50-60% of US infant deaths.
• Very premature babies are surviving in unprecedented numbers. They contribute to a modest increase in the prevalence of major disabilities in the population.
• Much variability in intervention in very premature babies, especially internationally
• Major disabilities in 15-20% of very premature (<28 weeks) babies.
• School difficulties in about 50% of the remainder.
• Yet many very premature babies adjust well to early adult life.
• Pokoknya mahh intinya : dari tabel bisa dilihat kalo kematian bayi pada bayi yang KMK (<37 minggu) itu 2 kali lipat daripada bayi yang SMK (37 +). Trus selain itu kelahiran prematur di US menyumbangkan 50-60% angka kematian bayi. Bayi yang sangat prematur (<28 minggu) yang paling menyumbangkan angka ketidakmampuan, sekitar 15-20%. Kesulitan sekolah kurang lebih 50% pada BBLSR.
Alhamdulillah, akhirnya selesei jg..semoga temen2 bisa ngerti editanku..hohohho J
EDITOR: Shela dari kuliah dr. Bambang Edi S, Sp.A.,M.Kes
2 komentar:
Impotensi / Disfungsi ereksi atau dikenal juga dengan lemah syahwat merupakan kondisi dimana seorang pria tidak mampu ereksi (penis tegang/keras).
Kondisi ini juga bisa diartikan ketidakmampuan seorang pria mempertahankan ereksinya ketika melakukan hubungan seksual. Dengan kata lain, Penis atau alat vital pria kurang keras atau lembek.
Kondisi ini sebenarnya sangat berbahaya bagi kehidupan seksual sebuah pasangan. Namun kebanyakan pria malu untuk mengakui dan mengkonsultasikan masalah ini. Padahal dengan berkonsultasi, komunikasi dengan pasangan dan pengobatan yang tepat akan membuat lebh mudah menyembuhkan kondisi ini.
Andrologi | bagaimana mengatasi kulup panjang
Apakah sunat sakit | Metode sunat modesn terkini
hubungi Dokter | Chatting gratis
menambah wawasan sekali kak
cara membuat sosis bratwurst
Posting Komentar