Translate

Jumat, 25 Maret 2011

HEMODIALISIS

PENDAHULUAN

Terapi penggantian ginjal (Hemodialysis) adalah pengobatan untuk gagal ginjal yang parah, atau disebut juga gagal ginjal, penyakit ginjal kronis stadium 5, dan penyakit ginjal stadium akhir. Bila ginjal tidak lagi bekerja secara efektif, produk sisa metabolisme dan cairan akan menumpuk dalam darah. Terapi penggantian ginjal akan mengambil alih sebagian fungsi ginjal yang gagal untuk mengeluarkan cairan dan limbah metabolisme.
Terapi penggantian ginjal biasanya dibutuhkan ketika fungsi ginjal hilang sekitar 90% atau lebih. Biasanya hal ini memerlukan beberapa bulan atau tahun setelah penyakit ginjal pertama kali ditemukan, walaupun kadang-kadang gagal ginjal parah ditemukan pada pasien sebelumnya dikenal tidak memiliki penyakit ginjal. Pada awal perjalanan penyakit ginjal, perawatan lain yang digunakan untuk membantu melestarikan fungsi ginjal dan menunda kebutuhan terapi penggantian. Terapi ditujukan pada penyakitnya, faktor sekunder (seperti hipertensi) yang memperparah penyakit, dan komplikasi dari penyakit ginjal kronis.
Kelainan pada kimia darah, malnutrisi, tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit tulang, dan anemia juga bisa terjadi sebagai akibat langsung dari gagal ginjal. Ketika semua hal ini mencapai tahap kritis, terapi pengganti ginjal diperlukan.

PILIHAN TERAPI
Setelah terapi penggantian ginjal diperlukan, pasien (bersama dengan dokternya) harus mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari tiga jenis terapi: hemodialisis (di RS atau di rumah), peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal (Donor hidup atau donor organ almarhum, donor dari orang yang sudah meninggal juga disebut donor kadaver).
Transplantasi ginjal adalah pengobatan pilihan bagi para penderita penyakit ginjal stadium akhir Transplantasi ginjal yang berhasil meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi risiko kematian dibandingkan dengan perawatan dialisis. Namun, tidak semua pasien adalah bisa melakukan terapi ini, karena terapi ini mamiliki banyak resiko dan juga lebih terbatas.
Pilihan antara hemodialisis atau dialisis peritoneal dipengaruhi oleh beberapa pertimbangan seperti ketersediaan, kemudahan, masalah kesehatan, situasi rumah, dan usia. Pilihan ini paling baik diiputuskan dengan mendiskusikan terlebih dahulu resiko dan manfaat dari setiap jenis dialisis dengan penyedia layanan kesehatan.(nora eka nugraha)

WAKTU
Keputusan untuk memulai dialisis dibuat oleh pasien dan dokter setelah mempertimbangkan sejumlah resiko yang mungkin terjadi. Yang diperiksa pada pasien adalah fungsi ginjal (sebagaimana diukur dengan tes darah dan urin), kesehatan secara keseluruhan, status gizi, gejala, kualitas hidup, pilihan pribadi, dan dampak faktor-faktor keputusan. Penyedia layanan kesehatan harus merekomendasikan pada pasien bahwa dialisis baik dimulai sebelum penyakit ginjal menjadi parah sehingga mengancam kehidupan dan kemungkinan muncul komplikasi.
Tanda-tanda klinis tertentu mengindikasikan bahwa dialisis harus dimulai segera. Jika tes darah menunjukkan ginjal bekerja sangat buruk atau tidak sama sekali, atau jika ada gejala seperti kebingungan mental atau pendarahan yang berhubungan dengan penyakit ginjal, dialisis harus segera dimulai.

PERSIAPAN UNTUK Hemodialisis
Persiapan untuk hemodialisis harus dilakukan setidaknya beberapa bulan sebelum dilakukan. Secara khusus, jalan ke aliran darah pasien harus segera dibuat sehingga akses sudah tersedia saat dialisis dimulai.
Dialisis lewat vaskuler - Jalur yang dilakukan untuk dialisis, disebut akses vaskuler (biasanya disebut akses, jalan masuk, atau AV – Arteri vena - shunt). Akses lebih sering dibuat pada lengan yang non-dominan, bila lebih sering pakai tangan kanan, barrti shunt dibuat di tangan kiri, dan sebaliknya. Akses akan mengalirkan darah keluar tubuh sehingga beredar melalui mesin dialisis, dan kemudian darah kembali ke tubuh dalam keadaan yang lebih bersih darioada sebelumnya. Umumnya ada tiga jenis akses: AV fistula primer, synthetic AV bridge graft (AV penyambung sintetik), dan kateter vena pusat.
Akses harus dibuat sebelum hemodialisis dimulai karena butuh waktu untuk menyembuhkan lukanya sebelum dapat digunakan. Akses vena harus dimulai lebih awal, karena harus diperhatikan untuk tidak terjadi trauma pada pembuluh darah karena akan digunakan untuk akses. Penempatan jalur intravena (IV) dan penarikan darah di lengan yang sering untuk digunakan akses dapat merusak pembuluh darah, yang dapat mencegah mereka digunakan untuk akses hemodialisis.
Primer fistula AV - AV fistula primer adalah salah satu jenis dialisis yang sering digunakan pada akses vaskular. Hal ini membutuhkan prosedur bedah yang menciptakan hubungan langsung antara arteri dan vena. Shunt dibuat di lengan bawah, tetapi dapat juga dibuat di lengan atas. Kadang-kadang vena yang biasanya tidak berguna untuk membuat fistula AV dapat dipindahkan sehingga lebih mudah diakses, ini sering dilakukan di lengan atas.
Fistula terletak di bawah kulit. Selama dialisis, dua jarum dimasukkan ke dalam fistula vena. Darah mengalir keluar melalui satu jarum, bersirkulasi melalui mesin dialisis, dan mengalir kembali melalui jarum lainnya.Fistula biasanya membutuhkan dua sampai empat bulan untuk sembuh sebelum dapat digunakan untuk dialisis.
Sambungan/cangkok sintetis - Kadang-kadang, pembuluh darah pasien tidak cocok untuk menciptakan sebuah fistula. Dalam beberapa kasus, ahli bedah menggunakan tabung fleksibel untuk menciptakan jalur antara arteri dan vena. Hal ini disebut sambungan sintetis. Graft/cabang/sambungan/cangkokan yang dibuat berada di bawah kulit dan digunakan dengan cara yang sama seperti fistula tapi, jarum dialisisnya di masukkan ke graft, bukan ke pembuluh darah.
Cangkokan sembuh lebih cepat daripada fistula dan dapat digunakan sekitar dua minggu setelah dicangkok. Namun, komplikasi biasanya terjadi lebih sering, seperti terjadinya penyempitan pembuluh darah atau infeksi yang lebih umum terjadi pada cangkokan dibandingkan dengan fistula AV.
Kateter vena pusat/sentral - Sebuah kateter vena pusat menggunakan tabung lentur tipis yang ditempatkan dalam vena besar (biasanya di leher). Mungkin kateter vena pusat ini dianjurkan jika dialisis harus dimulai segera dan pasien tidak memiliki AV fistula yang berfungsi atau tidak memiliki graft. Jenis akses ini biasanya digunakan hanya sementara. Dalam beberapa kasus, dapat terjadi masalah dalam mempertahankan AV fistula atau gratft, dan rute vena sentral digunakan untuk akses jangka panjang.
Kateter ini memiliki risiko infeksi tertinggi dan fungsi terjelek dibandingkan dengan jenis akses lainnya; akses jenis ini harus digunakan jika hanya fistula primer atau sambungan sintetis tidak dapat dipertahankan.
Perubahan diet - Beberapa pasien, khususnya mereka yang menerima dialisis di vena pusat, akan memerlukan perubahan dalam diet mereka sebelum dan selama pengobatan hemodialisis. Perubahan ini meliputi: tidak berlebihan cairan, mengkonsumsi nutrisi seimbang dan benar, seperti protein, kalori, vitamin, dan mineral. Diet yang rendah sodium, kalium, dan fosfor mungkin juga dianjurkan, dan jumlah cairan (dalam minuman dan makanan) juga harus dibatasi. Ahli diet dapat membantu pasien untuk memilih makanan yang kompatibel dengan pengobatan hemodialisis.

LOKASI PENGOBATAN HEMODIALISIS
Hemodialisis dapat dilakukan di pusat dialisis atau rumah.
Perawatan di Rumah – Perawatan di rumah mempunyai syarat keluarga pasien menerima pelatihan khusus dan dukungan yang berkelanjutan dari penyedia layanan kesehatan yang berpengalaman dalam merawat pasien dengan hemodialisis di rumah, biasanya termasuk nephrologist (spesialis ginjal) dan perawat yang dilatih khusus.
Pasien yang diobati dengan hemodialisis rumah seringkali menjadikan pasien hidup lebih mandiri dan mungkin memiliki tingkat kelangsungan hidup yang meningkat dibandingkan dengan mereka yang dirawat di pusat dialysis atau rumah sakit. Hal ini disebabkan sebagian rumah pasien yang menerima perawatan dialisis hemodialisis lebih sering atau lebih lama dari yang dirawat di pusat dialisis.
Home dialisis biasanya dilakukan tiga sampai tujuh kali per minggu dan membutuhkan waktu antara tiga dan sepuluh jam per sesi. Dialisis harian sering dilakukan selama sekitar tiga sampai empat jam, empat sampai tujuh hari dalam satu minggu. Semalam dialisis (disebut hemodialisis nocturnal) biasanya dilakukan tiga sampai tujuh kali mingguan saat pasien tidur. Tambahan waktu diperlukan untuk menyiapkan dan membersihkan. Home dialisis dapat dilakukan pada waktu yang nyaman bagi pasien. Pasien umumnya diwajibkan untuk didampingi (anggota keluarga, teman, atau teknisi) untuk membantu mereka sebelum, selama, dan setelah dialisis. Sebuah penyedia layanan kesehatan harus menyediakan telepon bila ada kasus, pertanyaan atau masalah yang mungkin muncul; beberapa mesin memungkinkan pasien yang akan dimonitor dari jarak jauh melalui telepon atau internet.
Jadwal cuci darah harian (atau malam) setiap hari memberikan manfaat besar dibandingkan dengan hemodialisis tiga kali mingguan atau tahunan. Dengan seringanya dialysis, maka akan menghasilkan peningkatan yang signifikan pada pasien, mengurangi gejala selama dan antara dialisis, dan meningkatkan kualitas hidup. Home hemodialisis dapat meningkatkan kualitas hidup pasien karena memungkinkan mereka untuk lebih bertanggungjawab untuk perawatan mereka sendiri dan memungkinkan mereka untuk tetap nyaman di rumah mereka selama pengobatan. Selain itu, pasien yang sering menggunakan hemodialisis di rumah dapat terus bekerja.
Peralatan - Home hemodialisis mensyaratkan bahwa pasien memiliki mesin dialisis di rumah mereka; tergantung pada mesin, pasokan listrik tambahan mungkin diperlukan, termasuk tangki pengolahan air, dialyzers, botol dialisat, pemutih dan desinfektan, jarum suntik, jarum, obat-obatan, tabung darah, dan peralatan pemeriksaan air. Beberapa mesin memerlukan modifikasi listrik dan pipa di rumah di mana dialisis akan dilakukan. Saat ini mesin home hemodialisis berukuran kira-kira sebesar di meja samping tempat tidur.
Sistem home hemodialisis baru yang portabel dapat digunakan saat bepergian, meskipun banyak pasien yang menggunakan home hemodialisis tapi ingin melakukan perjalanan, mereka membuat pengaturan untuk dialisis di pusat di lokasi di mana mereka akan bepergian.
Dialisis pusat perawatan - Dialisis dapat dilakukan di rumah sakit, klinik yang berhubungan dengan rumah sakit, atau sebuah klinik yang berdiri bebas. Di pusat perawatan atau rumah sakit, pegawai yang melayani adalah adalah dokter, perawat, dan teknisi, yang semuanya berpartisipasi dalam perawatan pasien. Secara umum, hemodialisis di RS memakan waktu antara tiga sampai lima jam (rata-rata adalah tiga setengah sampai empat jam) dan dilakukan tiga kali seminggu. Pasien mampu membaca atau tidur selama pengobatan, dan boleh juga sambil menonton televisi. Makan, minum, dan pengunjung biasanya dibatasi di pusat dialisis.
Travel hemodialisis - Pusat dialisis berlokasi di seluruh Amerika Serikat dan di banyak lokasi di seluruh dunia. Pasien yang membutuhkan dialisis tetapi tetap ingin ber-travel ria, dapat membuat janji di pusat dialisis di lokasi di mana mereka akan bepergian (disebut pusat transien). Disana banyak anggota staf, baik perawat atau pekerja sosial, yang dapat membantu mengatur pengangkatan; perencanaan harus dimulai enam sampai delapan minggu di awal untuk memastikan ruang yang tersedia. Pusat dialisis di mana pasien biasanya menerima perawatan dialisis akan perlu memberikan informasi ke pusat sementara tentang rekam medis pasien, termasuk hasil tes terbaru dan catatan pengobatan, daftar obat-obatan, informasi asuransi, dan persyaratan khusus.
Pasien dengan masalah medis kronis, termasuk mereka yang membutuhkan dialisis, harus merencanakan traveling dengan hati-hati. Termasuk harus membawa obat ekstra dan resep tertulis, identifikasi perangkat medis, dan daftar informasi kesehatan penyedia kontak.

PROSEDUR 
Untuk memulai hemodialisis, perawat atau teknisi dialisis memasukkan dua jarum ke akses pasien. Untuk mencegah nyeri, krim kadang-kadang dapat digunakan, tapi kebanyakan pasien tidak memerlukannya. Pasien juga dapat belajar untuk memasukkan jarum mereka sendiri.
Pada pasien hemodialisis dengan kateter vena sentral, pipa mesin dialisis tersambung langsung ke kateter tanpa jarum. Setiap jarum melekat pada tabung plastik fleksibel yang terhubung ke mesin dialisis; satu tabung mengalirkan darah dari akses dan mengirimkannya ke mesin hemodialisis sedangkan tabung lainnya mengembalikan darah kembali kepada pasien melalui jarum akses setelah melewati mesin hemodialisis. Darah pasien dipompa melalui mesin dialisis untuk membuang produk sisa metabolisme dan kelebihan cairan. Pipa terhubung ke akses aliran darah juga dihubungkan ke filter, yang disebut dialyzer atau ginjal buatan. Mesin ini bekerja dengan menempatkan darah pasien di kontak dengan larutan yang disebut dialisat. Darah dipisahkan dari dialisat dengan membran yang sangat tipis di dalam dialyzer yang memungkinkan zat tertentu untuk pindah (difus) antara darah dan dialisat. Zat yang dalam konsentrasi tinggi dalam darah, seperti produk limbah ginjal biasanya akan bersih, yang ada pada konsentrasi rendah atau tidak hadir dalam dialisat.
Proses difusi menyebabkan zat-zat dari darah berpindah melalui membran ke dialisat. Darah terus kembali ke tubuh dan dialisat terus diganti dengan cairan baru. Kelebihan cairan yang terakumulasi pada perawatan dialisis dihapus dengan proses yang disebut ultrafiltrasi.
Monitoring - Pasien yang menggunakan hemodialisis, baik di rumah ataupun di RS, akan dimonitor untuk memastikan bahwa waktu dan jenis perawatan dialisis (disebut resep dialisis) telah optimal. Studi telah menunjukkan bahwa perlakuan dialisis yang benar meningkatkan kesehatan, mencegah komplikasi, dan memperpanjang kelangsungan hidup. Darah pengujian dilakukan minimal sebulan sekali, dan penyesuaian resep dialisis dapat dilakukan berdasarkan hasil pengujian.
Karena gagal ginjal yang tidak dapat menghapus cukup cairan dari tubuh, maka dialisis harus bisa melakukan tugas ini. Akumulasi cairan yang berlebihan dapat mengakibatkan komplikasi. Kebanyakan pasien akan ditimbang sebelum dan setelah dialisis, dan akan diminta untuk memonitor berat badan mereka setiap hari di rumah. Jika berat badan pasien meningkat lebih dari biasa tanpa perlakuan sebelumnya, maka penyedia layanan kesehatan harus diberitahu. Akses aliran darah juga harus dimonitor. Karena dikhawatirkan akan menyempit atau terjadi bekuan darah sehingga dapat memperlambat laju aliran darah dan berpotensi mengganggu jumlah darah selama pengobatan hemodialisis. Aliran monitoring biasanya dilakukan sekali sebulan, dan menggunakan ultrasound (gelombang suara) untuk mengukur kecepatan aliran darah selama perawatan dialisis. Kadang-kadang akses dapat menggumpal sepenuhnya, sehingga bekuan tersebut harus dibersihkan. Penyebab bekuan juga harus tetap diidentifikasi. Penyebabnya biasanya dari penyempitan pembuluh darah atau karena bahan cangkok sintetis.
Merawat akses - Pasien harus menjaga akses mereka untuk mencegah masalah-masalah seperti infeksi dan pembekuan. Masalah ini dapat terjadi bahkan jika pasien berhati-hati, tetapi masalah tersebut bisa dicegah bila melakukan hal berikut ini. Cuci akses dengan sabun dan air hangat setiap hari, dan setiap sebelum dialisis. Jangan menggaruk daerah tersebut atau mencoba untuk menghilangkan koreng yang ada disana. Periksa setiap hari apakah ada tanda-tanda infeksi, seperti hangat, nyeri, kemerahan, dan bengkak. Periksa apakah ada aliran darah. Harus ada getaran pada akses. Jika ini tidak ada atau ada perubahan, sebuah penyedia layanan kesehatan di pusat dialisis harus diberitahu. Berhati-hatilah dan hindari trauma pada lengan di mana akses tersebut berlokasi, jangan memakai pakaian ketat, perhiasan, membawa barang berat, atau tidur di lengan. Jangan biarkan siapapun untuk mengambil darah atau mengukur tekanan darah di lengan ini. Putar jarum di akses tersebut. Gunakan tekanan lembut untuk menghentikan pendarahan saat jarum akan dihapus. Jika pendarahan terjadi, berikan tekanan lembut; panggil penyedia layanan kesehatan jika pendarahan tidak berhenti dalam waktu 30 menit atau jika terjadi perdarahan yang berlebihan.
Masalah Akses – infeksi pada akses atau bekuan darah mungkin terjadi, bahkan pada pasien yang berhati-hati.

EFEK SAMPING
Kebanyakan pasien hemodialisis bisa mentoleransi perubahan yang terjadi. Namun, efek samping dapat terjadi. Tekanan darah rendah adalah komplikasi yang paling umum dan dapat disertai dengan gejala ringan,seperti sesak nafas, kram perut, kram otot, mual, atau muntah.
Pengobatan dan tindakan pencegahan tersedia untuk ketidaknyamanan yang dapat terjadi selama dialisis. Banyak dari efek samping yang berkaitan dengan kelebihan garam dan cairan pada perawatan dialysis, hal tersebut dapat diminimalkan dengan memperhatikan secara seksama petunjuk diet tentang garam dan pembatasan cairan.

INFORMASI LAINNYA
Penyedia layanan kesehatan Anda adalah sumber informasi terbaik untuk pertanyaan dan kekhawatiran yang berkaitan dengan masalah kesehatan Anda. Karena tidak ada dua pasien yang memiliki gejala persis sama dan rekomendasi pun dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain, penting sekali untuk mencari bimbingan dari penyedia layanan yang akrab dengan situasi pribadi Anda.
Sejumlah situs web yang memiliki informasi tentang masalah medis dan perawatan, meskipun dapat sulit untuk mengetahui situs yang benar-benar baik. Informasi yang disediakan oleh Institut Kesehatan Nasional, masyarakat medis nasional dan beberapa organisasi mapan lainnya seringkali menjadi sumber informasi terpercaya.


National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (www.niddk.nih.gov)
National Kidney Foundation (www.kidney.org)
Home Dialysis Central (www.homedialysiscentral.org)
Kidney School (www.kidneyschool.org)
United Network for Organ Sharing (UNOS) (www.unos.org)

2 komentar:

kenapa namanya pake paus juga :3
perkenalkan saya dey = pheer_pauz :D
senang membaca artikelmu :) kebetulan lagi searcing tugas... eh nyasar kesini. hehe

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More