Translate

Buber angkatan

Teman itu >> selalu bisa buat kita ketawa dimanapun tempatnya dan makan apapun* yang ada didepanya!

Jalan-jalan

Teman itu >> selalu eksis dimanapun ada orang foto (habibi) ^_^.

Andika love Reza

Teman itu >> yang bikin kita terlihat seukuran dengan yang lainya :p (reza keliatan ideal kalo disamping andika).

Masa lampau (semester-2)

dari sekian banyak orang diatas, mana yg sampai sekarang face.nya g berubah2???

Herlambang and Rofiqoh

Teman itu >> bisa dijadikan pendamping setia sehidup semati. cirrrrcuitttt...

Jalan2 ke merbabu

Teman itu >> yang ngajak kita sholat dimanapun tempatnya

Fahmi - Habibi

Teman itu >> kadang terlihat sama walaupun jelaaaaas sekali berbeda

Minggu, 30 Oktober 2011

Diabetes melitus

A. Konsep  Dasar
1.  Definisi
Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan  tanda  –  tanda hiperglikemia dan  glukosuria,  disertai  dengan  atau  tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya   insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000).
Gangren adalah proses atau keadaan  yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. ( Askandar, 2001 ). Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar, 2001).

2.  Anatomi Fisiologi
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15 cm, lebar  5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa  dan beratnya rata – rata 60 – 90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan (kepala) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. Dari segi perkembangan  embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.

Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :
(1). Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.
(2). Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.
Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50 µ, sedangkan yang terbesar 300 µ, terbanyak adalah yang besarnya 100 – 225 µ. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta.

Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :
(1). Sel – sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20 – 40 % ; memproduksi glikagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity “.
(2). Sel – sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60 – 80 % , membuat insulin.
(3). Sel – sel D ( delta ), jumlahnya sekitar 5 – 15 %, membuat somatostatin.

Masing  –  masing  sel  tersebut,  dapat  dibedakan  berdasarkan  struktur  dan  sifat pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang  normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia. Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan
B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh  dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino.
Insulin dapat larut pada pH 4 – 7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar di dalam membrana sel.
Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi
efek  umpan  balik  kadar  glukosa  darah  pada  pankreas.  Bila  kadar  glukosa  darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan menurun.
Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan
hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.

3. Etiologi
a.  Diabetes Melitus
DM  mempunyai  etiologi  yang  heterogen,  dimana  berbagai  lesi  dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
1.  Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin.
2.  Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
3.  Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel - sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
4.  Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap  insulin  akibat  kurangnya reseptor  insulin  yang  terdapat  pada membran sel yang responsir terhadap insulin.

b.  Gangren Kaki Diabetik
Faktor  –  faktor  yang  berpengaruh  atas  terjadinya  gangren  kaki  diabetik dibagi menjadi endogen dan faktor eksogen.
Faktor endogen : a. Genetik, metabolik b. Angiopati diabetik c. Neuropati diabetik
Faktor eksogen :  a. Trauma b. Infeksi c. Obat

4. Patofisiologis
a. Diabetes Melitus
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah
satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
1. Berkurangnya  pemakaian  glukosa  oleh  sel  –  sel  tubuh  yang  mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.
2. Peningkatan   mobilisasi   lemak   dari   daerah   penyimpanan   lemak   yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yang parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat   menyerap kembali semua glukosa.
Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan   oleh   berkurangnya   atau   hilangnya   protein   tubuh   dan   juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.
Hiperglikemia yang lama   akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.

b. Gangren Kaki Diabetik
Ada  dua  teori  utama  mengenai  terjadinya  komplikasi  kronik  DM  akibat hiperglikemia, yaitu teori sorbitol dan teori glikosilasi.

1. Teori Sorbitol
Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel dan jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa yang berlebihan ini tidak akan termetabolisasi habis secara normal  melalui glikolisis, tetapi  sebagian  dengan  perantaraan  enzim  aldose  reduktase  akan  diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan tersebut dan menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi.



2. Teori Glikosilasi
Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya glikosilasi pada semua protein, terutama yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya proses glikosilasi pada protein membran basal dapat menjelaskan semua komplikasi baik makro maupun mikro vaskular.
Terjadinya Kaki Diabetik (KD)  sendiri disebabkan oleh  faktor – faktor disebutkan dalam etiologi. Faktor utama yang berperan timbulnya KD adalah angiopati, neuropati dan infeksi. Neuropati merupakan faktor penting untuk terjadinya   KD.   Adanya   neuropati   perifer   akan  menyebabkan  terjadinya gangguan  sensorik  maupun  motorik.  Gangguan  sensorik  akan  menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsetrasi pada kaki pasien. Angiopati akan menyebabkan terganggunya   aliran darah   ke kaki. Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka   penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen (zat asam ) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit sembuh ( Levin,1993). Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai KD akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhdap penyembuhan atau pengobatan dari KD.

5. Klasifikasi
Wagner ( 1983 ) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu :

Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “claw,callus “.
Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang. Derajat III: Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV  :  Gangren  jari  kaki  atau  bagian  distal  kaki  dengan  atau  tanpa selulitis.
Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.

Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi 2 (dua) golongan :
1.  Kaki Diabetik  akibat  Iskemia ( KDI )
Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati ( arterosklerosis ) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di daerah betis. Gambaran klinis KDI :
- Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
- Pada perabaan terasa dingin.
- Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
- Didapatkan ulkus sampai gangren.

2.  Kaki Diabetik  akibat  Neuropati ( KDN )
Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan dari sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering, hangat, kesemutan, mati rasa, oedem kaki, dengan pulsasi pembuluh darah kaki teraba baik.

6. Dampak Masalah
Adanya penyakit gangren kaki diabetik akan mempengaruhi kehidupan individu dan keluarga. Adapun dampak masalah yang bisa terjadi meliputi :
a.  Pada  Individu
Pola dan gaya hidup penderita akan berubah dengan adanya penyakit ini, Gordon telah mengembangkan 11 pola fungsi kesehatan yang dapat digunakan untuk mengetahui perubahan tersebut.

1.  Pola  persepsi  dan tata laksana  hidup  sehat
Pada pasien gangren kaki diabetik  terjadi perubahan persepsi dan tata laksana  hidup  sehat  karena  kurangnya  pengetahuan  tentang  dampak gangren kaki diabetuk sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.

2.  Pola  nutrisi  dan metabolisme
Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan  mudah  lelah.  Keadaan  tersebut  dapat  mengakibatkan  terjadinya gangguan   nutrisi   dan   metabolisme   yang   dapat   mempengaruhi   status kesehatan  penderita.

3.  Pola  eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine ( glukosuria ). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.

4.  Pola tidur dan istirahat
Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan situasi rumah sakit yang ramai akan mempengaruhi waktu tidur dan istirahat penderita, sehingga pola tidur dan waktu tidur penderita mengalami perubahan.

5.  Pola  aktivitas dan latihan
Adanya luka gangren dan kelemahan otot – otot pada tungkai bawah menyebabkan penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal, penderita  mudah mengalami kelelahan.

6.  Pola  hubungan dan peran
Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu dan menarik diri dari pergaulan.

7.  Pola  sensori  dan kognitif
Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati / mati rasa pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma.

8.  Pola  persepsi  dan konsep  diri
Adanya  perubahan  fungsi  dan  struktur  tubuh  akan  menyebabkan penderita  mengalami  gangguan  pada  gambaran  diri.  Luka  yang  sukar sembuh, lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga ( self esteem ).

9.  Pola  seksual  dan reproduksi
Angiopati  dapat  terjadi  pada  sistem  pembuluh  darah  di  organ reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi sek, gangguan kualitas maupun  ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.

10. Pola  mekanisme stres  dan koping
Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif  berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.

11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka pada kaki tidak menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah penderita.

b.  Dampak pada  keluarga
Dengan adanya salah satu anggota keluarga yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan muncul bermacam –macam reaksi psikologis dari kelurga, karena masalah   kesehatan   yang   dialami   oleh   seorang   anggota   keluarga   akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Waktu perawatan yang lama dan biaya yang  banyak  akan  mempengaruhi  keadaan  ekonomi  keluarga  dan  perubahan peran   pada   keluarga   karena  salah   satu   anggota   keluarga   tidak   dapat menjalankan perannya.

semua bahan diatas diambil dari images.mailmkes.multiply.com/.../Askep%20klien%20Diabet! untuk download file yang asli sialhkan klik DM


kalo mau dapet bahan lebih banyak lagi, silahkan klik link ini kuliah dosen tentang DM

Laboratory Diagnosis and Monitoring of Diabetes Mellitus (kuliah dosen)

DM adalah kelompok penyakit yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah (hiperglikemia) sebagai akibat defek sekresi insulin, penurunan aksi insulin atau keduanya. DM tidaklah disebabkan satu hal patogenik, tapi merupakan kumpulan etiologi dari defek metabolic yang berbeda-beda. Gejala umum diabetes dari hyperglikemia mencolok, poliuria, polidipsi, polifagi, weight loss, penglihatan kabur & rentan  terhadap infeksi tertentu. Hyperglikemia berat dpt mengakibatkan hyper-osmolar syndrome & defisiensi insulin mengakibatkan ancaman ketoasidosis. Hyperglikemi kronis menyebabkan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan macam-macam sel, jaringan dan organ.  Komplikasi jangka panjang DM:                                  
a.      Macroangiopathy : IHD (ischemic heart disease), stroke, PVD (peripheral vascular disease)
b.      Microangiopathy : retinopathy, nephropathy
c.       Neuropathy: peripheral &  autonomic neuropathy
d.      Cataract;
e.       Diabetic foot,
f.        Diabetic heart

B.      Klasifikasi diabetes mellitus

1.      Type 1 diabetes mellitus
a.      immune mediate
b.      idiopathic

Keterangan:
§   Ditandai oleh autoimun dengan mediasi sel yang merusak sel beta islet
§   Markers:
-          Islet cell antibodies (ICAs)
-          Auto-antibodies to insulin (IAAs)
-          Auto-antibodies to glutamic acid decarboxylase(GAD₆₅)
-          Auto-antibodies to tyrosine phosphatases IA2 & IA-2β
§  Faktor lingkungan belum diketahui. Faktor Infeksi virus dan nutrisional  didiskusikan
§  Umur:  onset predominan pada anak-anak dan adolescent, tapi bisa juga terjadi di semua umur
§  Idiopathic diabetes  pada orang orang Afrika atau Asia. Bentuk idiopatik ini sangat kuat berhubungan dengan keturunan atau inherited, mempunyai insulinopenia yang permanen, dan cenderung ketoasidosis, tanpa antibody terhadap sel beta.
§  Laboratory findings :
-          hyperglikemia
-          ketonuria
-          serum insulin & kadar C peptide rendah atau tidak terdeteksi
-          auto-antibodies terhadap komponen sel islet β

2.      Type 2 diabetes mellitus
§  Disebabkan oleh insensitivitas insulin dikombinasi dengan gagal sekresi  insulin; sebagai kompensasi akan terjadi hipersekresi mengakibatkan defisiensi insulin relatif; terdapat prediposisi genetic yang kuat.
§  Umumnya dijumpai pada individu dengan riwayat keluarga penyakit ini; dengan hipertensi atau dyslipidemia dan kelompok ethnik tertentu
§  Faktor resiko diabetes meningkat dengan
-            riwayat keluarga diabetes
-            obesitas > 20% berat badan ideal
-            anggota kelompok ethnik tertentu
-            usia > 45 th
-            sebelumnya terdeteksi dg  impaired fasting glukose (IFG) atau impaired glukose tolerance (IGT)
-            hipertensi > 140/90 mmHg dewasa
-            kadar HDL cholesterol < 38 mg/dl dan atau kadar trigliserid > 200 mg/dl
-            aktivitas fisik berkurang
-            riwayat gestational diabetes mellitus atau melahirkan bayi >4,5 kg
§  Maturity onset diabetes of the young (MODY): bentuk serangan diabetes remaja yg tidak tergantung insulin dengan riwayat keluarga yang dominan kuat & dihubungkan dengan kelainan faktor hepatic nuclear (HNF), atau glukokinase genes
§  Laboratory finding
-          Hyperglycemia
-          Hyperlipidemia
-          High serum insulin/C-peptide level
-          Sekresi insulin mengalami defek
-          Insuline resistance


3.      Other specific types of diabetes
a.      Genetic defects of islet beta cells function
b.      Genetic defects of insulin action
c.       Disease of the exocrine pancreas
d.      Endocrinopathy,
e.      Drug- or chemical- induced diabetes
f.        Infections
g.      Uncommon form of diabetes
h.      Other genetic syndrome

4.      Gestational diabetes mellitus
§  Level intoleransi glukosa secara klinis dengan onset atau diketahui pertama kali selama kehamilan.
§  Permasalahan berikut berkembang dengan GDM
-          Perubahan durasi kehamilan
-          placental failure
-          hypertension/pre-eclampsia
-          high birth weight of newborn
§  Terapi 
-          Terapi nutrisi
insulin (obat yang menurunkan kadar glukosa tidak dianjurkan
5.      Other specific types of diabetes
i.        Genetic defects of islet beta cells function
j.        Genetic defects of insulin action
k.      Disease of the exocrine pancreas
l.        Endocrinopathy,
m.    Drug- or chemical- induced diabetes
n.      Infections
o.      Uncommon form of diabetes
p.      Other genetic syndrome

6.      Gestational diabetes mellitus
§  Level intoleransi glukosa secara klinis dengan onset atau diketahui pertama kali selama kehamilan.
§  Permasalahan berikut berkembang dengan GDM
-          Perubahan durasi kehamilan
-          placental failure
-          hypertension/pre-eclampsia
-          high birth weight of newborn
§  Terapi 
-          Terapi nutrisi
-          insulin (obat yang menurunkan kadar glukosa tidak dianjurkan)

C.      Prevalensi diabetes
v  Western life-style country 6-7.6 %;
v  Developing country (middle east, western pacific) > 6 %;
v  Di antara 1995 & 2025 prevalensinya diprediksi menjadi 35 % prevalensi meningkat di seluruh dunia., terutama terjadi di negara berkembang, cenderung lebih dari 300 juta pada tahun 2025.  Sekarang ini sebanyak 50 % penderita diabetes tidak terdiagnose.  Sejak intervensi pengobatan dapat menurunkan komplikasi penyakit ini, tidak perlu  awal penyebabnya. Resiko perkembangan diabetes type 2 bertambah dengan umur, obesitas & lack of physical activity

D.     Uji-saring diabetes
An analytical, organizational & financial challenge.
·      Aspek organisasi dan finansial faktor terbesar. Beberapa strategi telah diusulkan  dievaluasi untuk uji-saring. Bila mungkin uji-saring ini dilakukan dalam local health-care system; sehingga setiap individu dengan hasil positive mendapat follow up investigasi dan pengobatan yang tepat.
·      Strategi skrining tergantung dengan prevalensi yang mendasari diabetes, struktur system pelayanan kesehatan local dan kondisi ekonomi suatu negara        
·           Manfaat uji-saring untuk mengidentifikasi individu dengan asymptomatik diabetes.
Ada 2 strategi yg mungkin dipakai utk uji-saring:
1.      Menemukan semua orang dengan diabetes dalam populasi
2.      Menemukan semua orang dengan diabetes diantara orang-orang yang paling mungkin terkena diabetes

Oportunistic screening
Deteksi penderita dengan diabetes yang datang ke pelayanan kesehatan oleh karena sebab lain, dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium


Selective screening
Dengan kuesioner yang dibagikan ke populasi. Kuesioner ini seyogyanya mengidentifikasi individu yg beresiko tinggi diabetes. ; serta dirujuk ke dokter utk pertimbangan diagnosis.
Selective screening should consider individuals:

Rabu, 26 Oktober 2011

PEMANFAATAN & PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. pengertian Khamr
Khamr dalam pengertian bahasa Arab (makna lughawi) berarti "menutupi". Disebut sebagai khamr, karena sifatnya bisa menutupi akal. Sedangkan menurut pengertian Ñurfi (menurut adat kebiasaan) pada masa Nabi SAW, khamr adalah apa yang bisa menutupi akal yang terbuat dari perasan anggur. 
Sedangkan dalam pengertian syara', khamr adalah setiap minuman yang memabukkan (kullu syaraabin muskirin). Jadi khamr tidak terbatas dari bahan anggur saja, tetapi semua minuman yang memabukkan, baik dari bahan anggur maupun lainnya.
Pengertian ini diambil berdasarkan beberapa hadits Nabi SAW. Di antaranya adalah hadits:

عن ابن عمر رضى الله عنهما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : كل مسكر خمر وكل خمر حرام (رواه مسلم و دارقطنى)
Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW juga bersabda,"Setiap yang memabukkan itu khamr, dan setiap khamr itu haram." (HR Muslim dan Daruquthni).
Imam Bukhari, Muslim, dan Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa RA bahwa ia berkata, "Saya mengusulkan kepada Rasulullah SAW agar beliau memberikan fatwanya tentang dua jenis minuman yang dibuat di Yaman, yaitu al-bit'i dan al-murir. Yang pertama terbuat dari madu yang kemudian dibuat minuman hingga keras (bisa memabukkan). Yang kedua terbuat dari bijii-bijian dan gandum dibuat minuman hingga keras. Wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW telah lengkap dan sempurna, kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Setiap yang memabukkan itu haram." (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad).
Jika khamr diharamkan karena zatnya, sementara pada hadits di atas dinyatakan bahwa "setiap yang memabukkan itu khamr", berarti itu menunjukkan kepada kita bahwa sifat yang melekat pada zat khamr adalah memabukkan. Karena sifat utama khamr itu memabukkan, maka untuk mengetahui keberadaan zat khamr itu atau untuk mengenali zatnya adalah dengan meneliti zat-zat apa saja yang memiliki sifat memabukkan.
Bahkan ditegaskan dalam hadits dari Jabir dan Ibnu Umar:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما أسكر كثيره فقليله حرام
Rasulullah bersabda: ”Segala yang memabukkan ketika dalam jumlah banyak, maka sedikitnya pun jadi haram”
Sebelum Islam datang, masyarakat Arab biasa menggunakan khamr sebagai minuman sehari-hari, dan setelah Islam datang maka Allah mengharamkannya secara bertahap, dimulai dengan :
1. Informasi bahwa khamr itu ada manfaatnya tetapi dosa/mudharatnya lebih besar Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".  (QS Al-Baqarah; 219)
2. Larangan untuk sholat selagi mabuk
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan” (QS An Nisaa’; 43)

3. Perintah meninggalkannya karena khamr kotor (rijsun) dan merupakan perbuatan syaiton.
      “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
      Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sholat; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)” (QS Al Maidah; 90-91)
Pengharaman khamr diperkuat dengan hadist “ Setiap yang memabukkan itu khamr dan setiap khamr itu haram”.

Hadist Keburukan Khamar
      “Malaikat jibril datang kepadaku lalu berkata; Hai Muhammad Allah melaknat khamar, pemerasnya, orang-orang yang membantu pemerasannya, peminumnya, penerima/penyimpannya, penjualnya, pembelinya, penyuguhnya dan orang-orang yang disuguhinya” (HR Ahmad Ibnu Hambal)
      “Jauhilah olehmu (minum) khamr. Sesungguhnya khamar itu pintu sengaja kejahatan” (HR Al Hakim)
      “Barang siapa Allah menemukan seseorang minum khamar, maka Allah akan menemuinya sebagai penyembah berhala” (HR Ibnu Sibban)

Alkohol dan Khamr
Permasalahan Alkohol sering dikaitkan dengan khamr. Setelah dilakukan penelitian oleh para kimiawan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa zat yang memilki sifat memabukkan dalam khamr adalah etil alkohol atau etanol. Zat inilah yang memiliki khasiat memabukkan. Minuman yang mengandung alkohol ini, dikenal dengan terminologi "minuman beralkohol". Walaupun bermacam-macam namanya dan kadar alkoholnya, semuanya termasuk kategori khamr yang haram hukumnya (Lihat Tabel Daftar Minuman Beralkohol).
Alkohol yang dimaksud dalam pembahasan di sini ialah etil
alkohol atau etanol, suatu senyawa kimia dengan rumus C2H5OH (Hukum Alkohol dalam Minuman,
www.mui.or.id).
Penggunaan etanol sebagai minuman atau untuk penyalahgunaan
sudah dikenal luas. Karena jumlah pemakaian etanol dalam minuman amat banyak, maka tidak mengherankan keracunan akut maupun kronis akibat etanol sering terjadi.
Alkohol di Dunia Barat sudah menjadi lazim dan diterima dalam pergaulan sosial. Namun seringkali digunakan berlebihan sehingga menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas yang fatal. Pada konsentrasi 1,0 - 1,5 mg/ml darah, alkohol menimbulkan gejala euforia dan tidak ada rasa segan, sehingga sering menyebabkan kecelakaan lalu lintas. 
Alkohol jelas banyak digunakan dalam industri minuman beralkohol, yaitu minuman yang mengandung alkohol ( etanol ) yang dibuat secara fermentasi dari jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat, misalnya: biji-bijian, buah-buahan, nira dan sebagainya, atau yang dibuat dengan cara distilasi hasil fermentasi. Termasuk di dalamnya adalah minuman keras klasifikasi A, B, dan C (Per. Menkes No. 86/ 1977).
Menurut Per. Menkes No. 86/ 1977 itu, minuman beralkohol dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan. Golongan A dengan kadar alkohol 1 - 5 %, misalnya bir.  Golongan B dengan kadar alkohol 5- 20 %, misalnya anggur. Golongan C dengan kadar 20 - 55 %, misalnya wiski dan brendi (www.halalmui*or.id) Kadar alkohol dalam minuman beralkohol berbeda-beda, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel
Minuman Beralkohol dan Kadarnya
No
Nama Minuman
Kadar Alkohol
1.
Bir Putih.ur Malaga
1-5 %
2
Bir Hitam
15 %
3.
Samsu
20 %
4.
Macam-macam Anggur
15%
5
Ryn X Moezelijn
10 %
6.
Angg
15-17 %
7.
Tokayer
15 %
8.
Sherry
20 %
9.
Likeuren
30-50 %
10.
Anggur Perancis
9 – 11%
11
Campagne
10-12%
12
Anggur Spanyol
15-20%
13
Anggur Hongaria
15-20%
14
Rhum dan Brandy
40-70%
15
Jenever
40%
16
Bols
40%
17
Hulskam
40%
18
Whiskey
30-40%
19
Cognac
30-40%
20
Macam-amcam Anggur Obat
15-20 %
21
Tuak dan Saguer
11-15 %
22
Shake
10 %
Sumber : Mustafa KS, Alkohol Dalam Pandangan Islam dan Ahli-Ahli Kesehatan, Bandung : PT Al-Ma’arif, 1983 : 23

Minuman beralkohol dibuat dari proses fermentasi karbohidrat (pati) melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu : (1) pembuatan larutan nutrien, (2) fermentasi,(3) destilasi etanol.
Adapun bahan-bahan yang mengandung gula tinggi, tidak memerlukan perlakuan pendahuluan yang berbeda dengan bahan yang yang berasal dari bahan pati dan selulosa, yang memerlukan penambahan asam (perlakuan kimia) dan penambahan enzim untuk menghidrolisisnya menjadi senyawa yang lebih sederhana. Jika bahan untuk fermentasi berasal dari biji-bijian seperti jagung dan sereal lainnya, maka bahan tersebut harus direndam dalam air (soaking) hingga berkecambah, lalu direbus dan diproseS menjadi mash dan dipanaskan.
Di samping penggunaan mikroorganisme pada proses fermentasi, kondisi optimal fermentasi harus dijaga, seperti aerasi, pH, suhu, dan lain-lain.

Alkohol dalam Ilmu Kimia
      Dalam ilmu kimia, alkohol : senyawa organic yang struktur molekulnya memiliki gugus hidroksi.
      Alkohol dalam kehidupan keseharian adalah etanol atau etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH
      Merupakan zat jernih, lebih ringan dari air, mudah terbakar, campur dengan air, mudah menguap, titik didih 78 C, dapat melarutkan lemak dan berbagai senyawa organic sehingga alkohol sering digunakan untuk pelarut obat/kosmetika.
      Dibuat dengan fermentasi atau sintesis. Fermentasi dari bahan pangan yang mengandung karbohidrat à alkohol + CO2 (mikroba Saccharomices Cereviciae). Biasanya kadar alkohol tertinggi dari proses fermentasi adalah 13% karena pada kadar yang lebih tinggi, enzim fermentasi inaktif.
     Tape ketan : 4-6%
     Arak         :12%
     Brem, madumongso
     Tape singkong, peuyem : 2%
     Asam cuka/asam asetat 0,2-0,5%
     Minuman beralkohol
      Rendah (< 5%) : kefir (1%), beer, stout, cider
      Sedang (6-8%) : legen/tuak (>5%)
      Tinggi (20-50%) : wine (10-20%), whisky, brandy, gin, rum, vodka (45%)
Indonesia : minuman keras > 6%
      Untuk kadar lebih tinggi harus dengan distilasi alkohol hasil fermentasi
      Secara medis, alkohol yang boleh untuk sediaan obat hanya alkohol yang diperoleh dari hasil fermentasi.
      Sebagai bahan kimia :
  1. pelarut bahan organic (obat)
  2. menyaring zat berkhasiat (alkaloid, glikosid, flavanoid)
  3. sintesis pembuatan eter dan ester
  4. desinfektan
  5. bahan bakar
      Kalau diminum, alkohol cepat diserap darah, diedarkan tubuh dan dioksidasi di jaringan perifer menghasilkan CO2 dan kalori (sehingga memberi efek rasa hangat). Alkohol berpengaruh buruk pada berbagai organ tubuh.

Dalam dunia kimia, farmasi dan kedokteran, etanol banyak digunakan. Di antaranya:
1. Sebagai pelarut.
Sesudah air, alkohol merupakan pelarut yang paling bermanfaat dalam farmasi. Digunakan sebagai pelarut utama untuk banyak senyawa organik.
2. Sebagai bakterisida (pembasmi bakteri).
Etanol 60-80 % berkhasiat sebagai bakterisida yang kuat dan cepat terhadap bakteri-bakteri. Penggunaannya adalah digosokkan pada kulit lebih kurang 2 menit untuk mendapat efek maksimal. Tapi alkohol tidak bisa memusnahkan spora (Tjay & Rahardja, 1986:170; Mutschler, 1991:612).
3. Sebagai alkohol penggosok.
Alkohol penggosok ini mengandung sekitar 70 % v/v, dan sisanya air dan bahan lainnya. Digunakan sebagai rubefacient pada pemakaian luar dan gosokan untuk menghilangkan rasa sakit pada pasien yang terbaring lama (Ansel,1989:537).
4. Sebagai germisida alat-alat (Ansel, 1987:537).
5. Sebagai pembersih kulit sebelum injeksi (Ansel, 1987:537; IONI 2000:423).

6. Sebagai substrat, senyawa intermediat, solven, dan pengendap

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More