Translate

Sabtu, 10 Agustus 2013

Anestesi Umum

PENDAHULUAN

Anestesi Umum :

· Menghilangkan nyeri

· Tidak sadar

· Amnesia

· Reversibel

· Dapat diprediksi

· Sinonim dengan narkose / atau bius total

--------------------------------

Komponen ideal anestesi umum

· Hipnotik : tidak sadar

· Analgesi : tidak sakit

· Relaksasi otot (pilar anestesi ) : agar ototnya rileks misalnya saat laparotomi jadikan ususnya gak nyembul2 saat dioperasi

TEORI ANESTESI UMUM

  • Meyer dan Overton (1899) : korelasi kelarutan lipid dan potensi
  • Fergusson (1939) ; teori gas inert, potensi analgesi gas berbanding terbalik dengan tekanan gas, rk, kimia neg., tergantung mol. Bebas aktif
  • Pauling (1961) ; teori kristal mikro hidrat, interaksi dengan molekul diotak
  • Trudel (1963) ; interaksi dengan membran lipid (mengganggu membran)

Vaskularisasi Jaringan

  • Kaya pembuluh darah ; otak, jantung, ginjal hati dan paru. tapi klo obat anestesi itu berlebihan bisa menimbulkan kerusakan organ
  • Miskin pembuluh darah : jaringan lemak, tulang dsb

Hal ini berkaitan dengan efek dari anestesi terhadap vaskularisasi, terutama pada efek hipnotik dengan mekanisme mendepresi otak dari vaskularisasi. Ini merupaka efek pertama berupa hipnotik dari general anestesi

METODE ANESTESI

1) Parenteral

Udah tau dong klo lewat parenteral itu lewat mana? Sip.. lewat intravena atau intramuskular

2) Perektal

Lewat anus. Biasanya pada anak-anak atau bayi dengan sediaanya berupa suppositoria, tablet, dan semprotan

3) Perinhalasi

Melalui pernapasan atau menghirup obat anestesi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

· Respirasi >> merupakan jalan masuk obat anestesi dengan cara ihalasi. Obat masuk hingga alveoli kemudian akan masuk ke sirkulasi dan akan berefek. Gas yang dimasukan berupa O2, N20 atau gas gila, gas nebulizer, dll

· Sirkulasi >> setelah obat anestesi umum (inhalasi) masuk ke dalam sirkulasi (pada konsentrasi tertentu), maka selanjutnya akan diedarkan ke seluruh tubuh yaitu pada jaringan untuk menimbulkan efek tertentu. >> tekanan darah mempengaruhi cepat lambatnya sirkulasi darah sehingga akan mempengaruhi cepat lambatnya penyebaran obat anestesi

· Jaringan >> jaringan yang akan mendapatkan efek anestesi yang paling cepat adalah organ yang kaya vaskularisasi seperti otak sehingga menimbulkan efek hipnotik, ang kemudian akan terjadiperubahan hemodinamik akibat dari kerja jantung yang terdepresi akibat pengaruh anestesi

· Sifat fisik >> efek-efek yang timbul akibat dari jaringan yang terpengaruh yaitu hipnotik, anelgetik, dan relaksasi otot. Kemudian sifat fisik dari obat tersebut berdasarkan metode pemberian disebut koefisien gas darah karena obat masuk ke alveoli dalam bentuk gas, kemudian masuk kedalam sirkulasi bercampur dengan darah. Untuk yang berasal dari sirkulasi menuju jaringan disebut koefisien jaringan darah

· Lain – lain : Ventilasi, CO, Suhu

STADIUM ANESTESI

· Stadium I "induction" ( analgesia sampai kesadaran hilang)

Dimulai saat pemberian anestesi sampai hilangnya kesadaran. Pada stadium ini pasien masih dapat mengikuti perintah dan terdapat analgesi (hilangnya rasa nyeri). Tindakan pembedahan ringan, seperti cabut gigi dan biopsi kelenjar dapat dilakukan pada stadium ini. Stadium ini berakhir dengan ditandai oleh hilangnya refleks bulu mata (bisa dicek dengan menggeserkan jari kita pada bulu mata pasien, jika mengedip berarti pasien belum masuk ke tahap akhir dari stadium ini)

· Stadium II ( sampai respirasi teratur)

Stadium yang dimulai dari akhir stadium 1 dan ditandai dengan pernapasan yang irreguler, pupil melebar, dengan refleks cahaya (+), pergerakan bola mata tidak teratur, lakrimasi (+), tonus otot meninggi, dan diakhiri dengan hilangnya reflek menelan dan kelopak mata

· Stadium III surgical anaesthesia

Stadium III dimtandai dengan teraturnya pernapasan hingga hilangnya pernapasan spontan. Pada stadium ini terjadi hilangnya pernapasan spontan, hilang refleks kelompak mata dan dapat digerakkannya kepala ke kiri dan kekanan dengan mudah. Pada stadium III ini dimulainya surgery, mulai dengan perlahan-lahan. Batas maksimal melakukan surgery didalam anestesi itu jika pasien mengalami peningkatan tekanan darah, nadi meningkat maka pasien sadar, tapi klo tekanan darah menurun, dan nadi meningkat maka terjadi syok hipovolemik, jika tekanan darah menurun dan nadi menurun berarti mendekati overdose obat atau terjadinya refleks vagal. Refleks vagal ini sering lho terjadi dalam pembedahan klo dokternya kurang berhati-hati..

· Stadium IV "overdose" ( henti nafas dan henti jantung)

Ditandai dengan kegagalan napas (apneu) yang kemudian segera diikuti kegagalan sirkulasi/ henti jantung dan akhirnya pasien meninggal. Jangan sampai pasien melebihi stadium ini, karena ditakutkan pasien akan mendapat efek anestesi yang dalam berlebih.

MACAM & TANDA REFLEK PADA MATA

· Reflek pupil

Masih ingat berapa diameter pupil normal? Diameternya 2-3mm klo yg dinamakan miosis itu <2 dan midriasis >3. Reflek pupil ini mejnadi prediktor sejauh mana efek dari anestesi tersebut. Pada reaksi anestesi dangkal, mata akan bermiosis, midriasis ringan menandakan anestesi reaksinya cukup dan baik (stadium yang baik untuk dilakukan surgery), pada midriasis maksimal menandakan pasien meninggal.. (innalillahii..)

· Reflek bulu mata

Jika refleks bulu mata (-) maka menandakan pasien berada pada stadium I (seperti penjelasan tadi ya..)

· Reflek kelopak mata

Refleks ini jarang dilakukan, namun dapat dilakukan untuk mengecek dari pengaruh anestesi sudah bekerja atau belum, caranya degan menarik palpebra atas, kemudian dilihat apakah terjadi reaksi atau tidak, jika negatif, menandakan pasien sudah masuk stadium I dan II

· Reflek cahaya

Merangsang dari pupil dengan menggunakan cahaya

KONTRA INDIKASI ANESTESI UMUM

1. Mutlak :dekomp.kordis derajat

· III – IV : AV blok derajat (biasanya ditandai dengan pasien merasa sesak klo berbaring)

· II – total

2. Relatif ; hipertensi berat/tak terkontrol, DM tak terkontrol, infeksi akut, sepsis, GNA

Klo pasien-pasien diatas itu harus tetap dioperasi tapi merupaka kontra indikasi pemberiaan anestesi umum/general anestesi/GA, trus gmn dong? Klo memang kontraindikasi GA maka pembiusan bisa dilakukan dengan pembiusan secara regional atau mungkin secara lokal.

TEHNIK ANESTESI UMUM

1. SUNGKUP MUKA (fask mask) nafas spontan

Indikasi

· Tindakan singkat ( ½ - 1 jam )

· Keadaan umum baik ( ASA I – II, nanti kita jelaskan dibawah ya..)

· Lambung harus kosong

Yang pernah operasi pasti tau dong prosedur ini.. lambung harus kosong (kenapa begitu? Lanjut baca aja ya.. ), untuk anak-anak >3 tahun maka prosedurnya sama seperti dewasa 6-8 jam, untuk anak <3 jika ia minm ASI maka harus 1 jam sebelum diberikan GA, klo air putih diberi jarak 2 jam, klo jus 3 jam..

Prosedur

· Siapkan peralatan dan kelengkapan obat anestetik

· Pasang infuse

· Premedikasi + / -

· Induksi

· Pemeliharaan

Tambahan dari 08 mengenai status fisik dari American Society of Anesthesiologist (ASA) :

· ASA I : pasien normal (sehat)

· ASA II : pasien ada kelainan sistemik ringan (misal hb 9, AL naik sedikit, ada infeksi ringan)

· ASA III : kelainan sistemik berat+capacitance (pasien DM, hipertensi tapi masih bisa duduk)

· ASA IV : kelainan sistemik berat + incoacitance (misalnya pasein dengan decomp cordis derajat 3 dan hanya bisa berbaring ditempat tidur saja)

· ASA V : dengan atau tanpa operasi diperkirakan meninggal dalam 24 jam

· ASA IV : mati batang otak untuk donor organ

Salah satu yang menjadi indikasi sungkup muka adalah lambung kosong/ pasien disuruh pasa selama 6-8 jam dengan harapan lambung sudah kosong dalam rentang waktu tersebut. Kenapa lambung harus kosong? Untuk mencegah terjadinya refluks atau regurgitasi, hal ini dapat terjadi akibat relaksasi semua otot yang merupakan efek dari GA khususnya otot-otot yang bekerja dalam sistem pencernaan yang takutnya regurgitasi/ refluks ini masuk ke saluran pencernaan dan akan menghambat Air way.

II. INTUBASI ENDOTRAKEA DG NAFAS SPONTAN

Intubasi endotrakea adalah memasukkan pipa (tube) endotrakea (ET= endotrakheal tube) kedalam trakea via oral atau nasal

Indikasi ; operasi lama, sulit mempertahankan airway

Prosedur

· Sama dengan diatas, hanya ada tambahan obat

· Intubasi setelah induksi dan suksinil

· Pemeliharaan

III. INTUBASI DENGAN NAFAS KENDAL (KONTROL)

· Tehnik sama dengan diatas

· Obat pelumpuh otot non depolar

· Pemeliharaan, obat pelumpuh otot dapat diulang pemberiannya

Pasca Pembedahan

· Periode sangat penting

· Observasi dan monitor tanda vital

· Pengendalian nyeri

· Hipoksia

· Pengembalian keruangan

JALAN NAFAS PADA ANESTESI UMUM

· Airway bebas dan nafas lancer

· Guedel atau ET

· Hati-hati obstruksi

 

Tanda-tanda obstruksi parsial :

· Stridor

· Retraksi otot-otot dada

· Nafas paradoksal

· Kembang kempis balon lemah

· Nafas makin berat

· Sianosis

Tanda-tanda obstruksi total

· Retraksi lebih jelas

· Gerak paradoksal lebih jelas

· Kerja otot meningkat

· Sianosis lebih cepat timbul

Sebab-sebab obstruksi

· Lidah jatuh

· Lendir jalan nafas

· Spasme laring

Langkah-langkah Penanggulangan

Langkah 1

· Kepala ekstensi (bisa dikasih bantal atau gulungan kain dipunggung/ head tilt, tapi indikasinya tidak ada cedera servikal ya..)

· Triple airway maneuver (head tilt, chin lift dan jaw thrust)

 

Langkah 2

· Pengisapan lendir

· Cegah aspirasi

· Tredelenburg (ada yang tau?) ini adalah sebuah posisi yaitu tubuh diletakkan datar atau posisi terlentang, kemudian diangkat dimana posisi kaki lebih tinggi dari kepala, posisi ini dilakukan untuk mencegah aspirasi, maka cairan yang keluar dari lambung tidak akan teraspirasi dan dapat langsung di suction pada saat cairan sampai dicavum oris.

Langkah 3

· Pasang infuse

· Posisi tetap ekstensi

Bila langkah 1,2 dan 3 → obstruksi (+). Kemungkinan ada spasme laring. Pada anestesi umum → anestesi dangkal

Tindakan selanjutnya :

· Ventilasi dibantu dan dalamkan anestesi

· Berikan obat pelemas otot (sehingga spasmenya menghilang)

· Bila cara diatas gagal → dipertimbangkan

· Langkah 4, 5 dan 6

 

Langkah 4 Intubasi trakea ; sulit dan traumatis, pakai pelemas otot, nafas harus dikendalikan

 

Langkah 5 Krikotirotomi ; bila alat intubasi (-) atau intubasi tak mungkin dilakukan

Caranya : tusukan jarum besar misalnya No.14 diantara tulang rawan krikoid tiroid → cegah asfiksia

 

Langkah 6 Trakeostomi bukan tindakan sangat darurat

Indikasi : pasien yang membutuhkan bantuan nafas jangka panjang ; obstruksi jalan nafas karena tumor, stenosis ; operasi tumor dekat jalan nafas

 

INTUBASI TRAKEA

Indikasi :

· Mempermudah anestesi umum

· Mempertahankan jalan nafas dan kelancaran pernafasan

· Cegah aspirasi

· Pengisapan secret

· Ventilasi mekanik jangka lama

· Mengatasi obstruksi laring

· Anestesi umum pada operasi dengan nafas kontrol, operasi posis miring, tengkurap dll

Persiapan

· Persiapan alat-alat yang dibutuhkan seperti laringoskop ET, stilet dll

· Masih siap pakai / atau alat bantu nafas

· Obat-obat induksi seperti ; pentotal, ketalar, diprivan dll

· Obat-obat pelumpuh otot seperti suksinil kolin, trakrium, pavulon dll

· Obat darurat seperti ; adrenalin (efinefrin ), SA & mielon dll

Tehnik Intubasi

· Pastikan semua persiapan dan alat sudah lengkap

· Induksi sampai tidur, berikan suksinil kolin → fasikulasi (+)

· Bila fasikulasi (-) → ventilasi dengan O2 100% selama kira- kira 1 mnt

· Batang laringoskopi pegang dengan tangan kiri, tangan kanan mendorong kepala sedikit ekstensi → mulut membuka

· Masukan laringoskop (bilah) mulai dari mulut sebelah kanan, sedikit demi sedikit, menyelusuri kanan lidah, menggeser lidah kekiri

· Cari epiglotis → tempatkan bilah didepan epiglotis (pada bilah bengkok) atau angkat epiglotis ( pada bilah lurus )

· Cari rima glotis ( dapat dengan bantuan asisten menekan trakea dar luar )

· Temukan pita suara → warnanya putih dan sekitarnya merah

· Masukan ET melalui rima glottis

· Hubungkan pangkal ET dengan mesin anestesi dan atau alat bantu nafas ( alat resusitasi )

Tindakan pertama pada cricothyroidotomy adalah dengan menentukan letak anatomi yang tepat, yaitu pada bawah dari thyroid terdapat cekungan, nah disitulah tempat yang paling tepat (bisa dilihat digambar). Penusukan menggunakan jarum streril untuk memuat saluran (lubang), setelah itu abucat (jarum) dilepaskan dari spuit dan dipasangkan konektor untuk dihubungkan dengan ambu bag ataupun bisa langsung ke alat bantu oksigen.

Ini merupakan gambaran pertukaran (difusi) anatara udara dengan sirkulasi :

a. Terjadi obstruksi saluran nafas

b. Pertukaran normal (airway normal)

c. Terjadi hambatan atau plak di sirkulasi, shingga mengganggu proses difusi

Untuk menentukan mudah atau sulitnya dilakukan indikasi maka dilakukakan klasifikasi mallapati yaitu :

Mallampati classification

clip_image002[5]

Gambar lidah-lidah diatas itu merupakan mallampati classification

Class I lebih mudah/ paling mudah

Class II dan III hampir menutup

Class IV bentuk paling sulit untuk dilakukan intubasi.

1 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More