Translate

Sabtu, 11 Agustus 2012

Terminasi Kehamilan Trimester I, II, dan III.

TERMINASI KEHAMILAN
-Induksi aborsi
-Induksi persalinan

1. Induksi aborsi/therapeutic abortion
Definisi induksi aborsi adalah terminasi (penghentian) kehamilan sebelum janin viable (hidup) yang bertujuan untuk keselamatan ibu. Biasanya disebut abortus kalo umur kehamilan kurang dari 20 minggu, kalo udah lebih20 minggu disebut proses persalinan. Ngitung umur kehamilan dari HPMT (hari pertama mens terakhir), udah pada taukan ya caranya? udah dong…
Indikasinya induksi aborsi ini dibagi jadi 2, maternal dan fetal. Kalo pada maternal, indikasinya yaitu persistent heart disease (kelainan jantung), hypertensive vascular disease berat, dan invasive kanker serviks. Pada fetal indikasinya yaitu jika diketahui adanya cacat kongenital berat.

Tehnik induksi aborsi
>>Surgical
–Dilatasi serviks yg diikuti dengan evakuasi produk kehamilan, dengan cara berikut :
  oKuretase
  oVakum aspirasi/suction curettage
  oDilatasi dilakukan secara mekanik dengan higroskopik dilatators / laminaria atau dengan dilatator logam dan evakuasi dilakukan dg digital artinya pake jari telunjuk, kuretase, suksion kuretase.
–Laparotomi  tindakan pembedahan dinding perut, SC juga termasuk laparotomy. Dilakukan bila induksi aborsi pada trimester kedua secara medical gagal, karena kalo udah trimester kedua janinnya udah gede, jadi dengan SC.
    oHisterotomi : uterusnya diinsisi
    oHisterektomi : pengangkatan uterus

>>Medikal
–Aborsi pada awal kehamilan
      Antiprogestin : mifepriston
      Antimetabolit : metotrexat
Kedua obat tersebut bekerja dengan menurunkan efek inhibisi kontraksi dari progesterone.
      Prostaglandin: misoprostol : bekerja dengan meningkatkan kontraktilitas myometrium.

Bisa juga digunakan kombinasi antara:
       -Mifepriston + misoprostol
       -Metotrexate + misoprostol

Kontra indikasi : Akseptor IUD, anemia berat, koagulopati, active liver disease, penyakit kardio vaskular, uncontrolled seizure disorder.

Induksi aborsi pada trimester kedua :
–Oksitosin dosis tinggi
–Prostaglandin E2
–Prostaglandin E1 (misoprostol)

Komplikasi Induksi Aborsi :
•Mortalitas maternal meningkat
•Meningkatkan risiko infeksi dan sepsis abortion

2. Induksi Persalinan
•Indikasi :
Ketuban pecah dini
Chorio amnionitis : inflamasi fetal membrane/selaput ketuban
Preeklampsia berat
Kehamilan post-termleih dari 42 minggu

•Kontra indikasi : sama dengan kontra indikasi persalinan vaginal (DKP *disporposi kepala panggul*, placenta previa, riwayat SC klasikal).

Preinduction cervical ripening

  • Keberhasilan induksi persalinan sangat tergantung pada kematangan serviks (cervical ripening)
  • Kematangan serviks terjadi krn peningkatan enzim kolagenase yang memecah kolagen menjadi fiber halus dan bersifat distensible
  • Kematangan serviks dinilai dengan Bishop score
  • Bishop Score:
  1. –Bishop score 8 :keberhasilan induksi tinggi
  2. –Bishop score <4 :perlu=":perlu" br="br" cervical="cervical" ripening="ripening">
Bishop Score




Score
Dilatasi (cm)
Pendataran(%)
Penurunan kepala (station)
Konsistensi
Posisiserviks
0
-
0 – 30
-3
Kaku
Posterior
1
1 – 2
40 – 50
-2
Agaklunak
Tengah
2
3 – 4
60 – 70
-1
lunak
Anterior
3
³ 5
> 80
+1, +2



Syarat Preinduction Cervical Ripening
  • Indikasi jelas
  • Presentasi kepala
  • Bishop score< 4
  • NST reaktif
  • Tidak ada DKP dan placenta previa

Tehnik Preinduction cervical ripening
>>Medical
oProstaglandin E2 (dinoprostone) intraservikal/intravaginal
oProstaglandin E1 (misoprostol) oral/intravaginal

>>Mekanikal
oTransservikal kateter
oHigroskopikservikal dilator (laminaria, sintetis dilator)
oMembran stripping.

Induksi Persalinan dan Stimulasi
  • Induksi: memacu timbulnya kontraksi sebelum ada tanda persalinan
  • Stimulasi: memperbaiki kontraksi yang inadekuat (dalam persalinan)
  • Induksi atau stimulasi bertujuan menimbulkan his yang adekuat sehingga menyebabkan dilatasi serviks dan penurunan kepala

Amniotomi
Amniotomi menyebabkan pelepasan prostaglandin, meningkatkan kontraksi uterus dan mematangkan serviks. Pastikan bahwa DJJ baik (risiko kompresi tali pusat) dan kepala menekan OUI sehingga tidak terjadi talipusat menumbung.

Okstosin Intravena
Okstosin: memacu pelepasan kalsium (Ca) intrasel sehingga meningkatkan kontraksi miometrium
Sensitivitas miometrium terhadap oksitosin tergantung pada umur kehamilan.
Onset 3-5 menit, waktu paruh 3-10 menit.

Dosis :
•10 – 20 unit okstosin dilarutkan dalam RL 1000 ml (10-20 iU/ml)
•Dosis awal 0,5 – 10 iU/menit
•Dosis ditingkatkan tiap 15 menit
•dosis maximal 36 iU/menit

Monitoring :
1.DJJ
2.hiperstimulasi:
•Dalam 10 menit terjadi > 5 kontraksi
•Dalam 15 menit terjadi 7 kontraksi dengan pola DJJ non reassuring menetap

Segera stop infuse okstosin! Karena waktu paruhnya pendek, kontraksi akan segera berkurang.


Artikel ini dibuat untuk menunjang ilmu pengetahuan(belajar), bukan untuk hal2 negatif... diharapkan pembaca memahami :).

"MISC FK UMY 2009, editor : listya"

4 komentar:

maaf gan, kalau boleh tahu referensinya darimana ya? makasih sebelumnya..

Catatan kuliah "Prof. Dr. Ibnu Pranoto, Sp.OG, Sp.And"... untuk sumber sec detailnya beliau tidak menyebutkan dari mana saja.

FIRMANSYAH ....... EMAIL: firmansyahbasirspog@gmail.com

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More