Translate

Selasa, 06 September 2011

Tak ada hari esok

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup
 dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan
 sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu menganggap itu
 sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, menggangu
 adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain
 adalah kesukaannya. Ketika ia menyadari kesalahannya
 dan mau minta maaf, dia selalu berkata, "Tidak
 apa-apa, besok kan bisa."

 Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan
 baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat
 bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja.
 Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap
 semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi
 dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah,
 tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta
 maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya,
 "Tidak apa-apa, besok kan bisa."

 Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah
 temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat
 temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur.
 Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya
 banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya
 melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan
 PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya
 yang paling baik.

 Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia bertemu
 seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini
 kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan
 kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi
 paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

 Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi
 dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat
 telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok
 saja aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu
 mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja
 yang selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun
 berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon
 teman-temannya.

 Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih
 keras agar dapat membahagiakan keluarganya. Dia tidak
 pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun
 mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari
 pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena
 istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah
 menyalahkannya.

 Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat
 ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya
 "Aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah
 melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya pasti
 besok akan mengatakannya." Dia tidak pernah sempat
 datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia
 tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya.
 Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah
 benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

 Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas
 dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika
 kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak
 sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang
 saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat
 berkata "Aku cinta kamu", istrinya telah meninggal
 dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba
 menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian
 istrinya. Tapi, dia baru sadar bahwa anak-anaknya
 tidak pernah mau berkomunikasi dengannya. Segera,
 anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya
 masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua
 ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan
 waktunya untuk mereka.

 Saat mulai renta, dia pindah ke rumah jompo terbaik,
 yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia
 menggunakan uang yang semula disimpannya untuk
 perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70.
 Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii,
 New Zealand, dan negara-negara lain bersama istrinya,
 tapi kini dipakainya untuk membayar biaya
 tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia
 meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang
 merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan
 yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

 Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster
 dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari
 ini dari dulu...." Kemudian perlahan ia menghembuskan
 napas terakhir, dia meninggal dunia dengan airmata
 dipipinya.


 Apa yang saya ingin coba katakan pada Anda, waktu itu
 nggak pernah berhenti. Anda terus maju dan maju,
 sebelum benar-benar menyadari, Anda ternyata telah
 maju terlalu jauh.

 Jika Anda pernah bertengkar, segera berbaikanlah!

 Jika Anda merasa ingin mendengar suara teman Anda,
 jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.

 Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika Anda
 merasa ingin bilang sama seseorang bahwa Anda sayang
 dan cinta dia, jangan tunggu sampai terlambat. Jika
 Anda terus pikir bahwa lain hari Anda baru akan
 memberitahu dia, hari itu tidak pernah akan datang.

 Jika Anda selalu pikir bahwa besok akan datang, maka
 "besok" akan pergi begitu cepatnya hingga Anda baru
 sadar bahwa waktu telah meninggalkan Anda.

 Jangan tunda kirim email ini ke sahabat-sahabat Anda..


 atau.... masih ada hari esok.......

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More